Sabtu, 09 Januari 2010

Sejarah dan Perkembangan Monas





Sejarah dan Perkembangan Monas


Latar Belakang Penulisan

Ide awal Saya pergi ke Monas adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah yaitu Desain Permodelan Grafik yang mewajibkan mahasiswa membuat suatu karya tulis atau tulisan yang berdasarkan pengamatan sendiri, dan dari sinilah Saya memutuskan untuk melakukan pengamatan ke Monas selain itu juga karena Saya belum pernah berkunjung ke Monas, saya sangat antusias sekali pergi kesana karena saya ingin tahu apa saja yang ada di Monas selain Tugu Monas yang terkenal itu, dan pada tanggal 26 Desember 2009 pukul 0.8.00 pagi saya dan kawan – kawan bergegas menuju ke Monas, selama perjalanan saya melihat keadaan sekitar yang sangat padat dan macet, pada pukul 0.9.00 saya sampai di tempat tujuan yaitu Monas, betapa takjupnya saya ketika melihat bangunan yang menjulang tinggi dengan kilauan emas yang berbentuk lidah api diatas bangunan tersebut. Pada hari itu Monas sangat ramai di kunjungi wisatawan local maupun wisatawan mancanegara selain itu juga banyak siswa siswi yang berasal dari luar kota yang berkunjung ke Monas untuk mengetahui sejarah Indonesia, hanya sekedar jalan – jalan dengan keluarga atau menghilangkan rasa jenuh dengan menikmati Taman Monas, yaitu sebuah hutan kota yang dirancang dengan taman yang indah. Di taman ini terdapat kawanan rusa yang sengaja didatangkan langsung dari Istana Bogor untuk meramaikan taman ini. Selain itu taman ini sangat cocok untuk berolahraga bersama teman maupun keluarga. Taman Monas juga terdapat kolam air mancur menari. Pertunjukkan air mancur menari ini dapat ditonton pada malan hari, Air mancur akan menari sesuai dengan alunan lagu yang dimainkan. Selain itu juga dilengkapi dengan pertunjukkan laser berwarna-warni pada air mancur tersebut. Di taman ini juga terdapat kereta wisata yang siap mengantarkan para pengunjung berkeliling Monas dengan di dampingi oleh instruktur Monas, instruktur Monas ini akan menceritakan sejarah terbentuknya Monas ini dan segala sesuatu yang berhubungan dengan Monas. Setelah itu saya mulai mencari pintu masuk untuk bisa masuk ke dalam bangunan Monas tersebut ternyata untuk masuk ke bangunan Monas tersebut kita harus melewati terowongan terlebih dahulu dan di ujung terowongan itu terdapat loket untuk membeli tiket masuk ke dalam bangunan Monas tersebut, harga tiket untuk mahasiswa atau pelajar yaitu Rp.1500 dan harga untuk Umum yaitu Rp. 3000. setelah itu Saya langsung menuju ke dalam bangunan Monas tersebut, sebelum memasuki bangunan kita akan melihat arca – arca yang menggambarkan persatuan Indonesia yang artinya meskipun berbeda suku, bangsa, agama maupun bahasa tetapi kita tetap satu, arca – arca tersebut terdapat disekeliling bangunan Monas. Saya pun masuk ke dalam bagian bawah Monas, di dalamnya terdapat sebuah ruangan yang luas yaitu Museum Nasional, tingginya yaitu mencapai 8 meter, museum ini menampilkan sejarah perjuangan Bangsa Indonesia seperti Pertempuran Pembentukkan Jayakarta 22 Juni 1527. Luas dari museum ini adalah 80x80m. pada keempat sisi museum terdapat jendela peragaan yang menampilkan sejarah Indonesia dari jaman kerajaan – kerajaan nenek moyang Bangsa Indonesia hingga Gerakan 30 September atau yang lebih dikenal G30S PKI. Di dalam museum ini juga terdapat gambar – gambar pembentukkan Monas, mulai dari sejarah dan konstruksi monas. Untuk lebih jelasnya saya akan menjelaskan tentang sejarah monas sebagai berikut ;

Sejarah Monas

Monumen Nasional atau yang lebih dikenal dengan Monas atau Tugu Monas adalah salah satu dari monumen peringatan yang didirikan untuk mengenang perlawanan dan perjuangan rakyat Indonesia melawan penjajah Belanda.

Monumen Nasional yang terletak di Lapangan Monas, Jakarta Pusat, dibangun pada dekade 1961an.

Tugu Peringatan Nasional dibangun di areal seluas 80 hektar. Tugu ini dirancang oleh Soedarsono dan Frederich Silaban, dengan konsultan Ir. Rooseno, mulai dibangun Agustus 1959, dan diresmikan 17 Agustus 1961 oleh Presiden RI Soekarno. Monas resmi dibuka untuk umum pada tanggal 12 Juli 1975.

Pembagunan tugu Monas bertujuan mengenang dan melestarikan perjuangan bangsa Indonesia pada masa revolusi kemerdekaan 1945, agar terbangkitnya inspirasi dan semangat patriotisme generasi saat ini dan mendatang.

Tugu Monas yang menjulang tinggi dan melambangkan lingga (alu atau anatan) yang penuh dimensi khas budaya bangsa Indonesia. Semua pelataran cawan melambangkan Yoni (lumbung). Alu dan lumbung merupakan alat rumah tangga yang terdapat hampir di setiap rumah penduduk pribumi Indonesia. Bentuk Tugu peringatan yang satu ini sangat unik. Sebuah batu obeliks yang terbuat dari marmer yang berbentuk lingga yoni simbol kesuburan ini tingginya 132 m.

Di puncak Monumen Nasional terdapat cawan yang menopang berbentuk nyala obor perunggu yang beratnya mencapai 14,5 ton dan dilapisi emas 35kg. Lidah api atau obor ini sebagai simbol perjuangan rakyat Indonesia yang ingin meraih kemerdekaan.

Pelataran puncak dengan luas 11x11 dapat menampung sebanyak 50 pengunjung. Pada sekeliling badan elevator terdapat tangga darurat yang terbuat dari besi. Dari pelataran puncak tugu Monas, pengunjung dapat menikmati pemandangan seluruh penjuru kota Jakarta. Arah ke selatan berdiri dengan kokoh dari kejauhan Gunung Salak di wilayah kabupaten Bogor, Jawa Barat, arah utara membentang laut lepas dengan pulau-pulau kecil berserakan. Bila menoleh ke Barat membentang Bandara Soekarno-Hatta yang setiap waktu terlihat pesawat lepas landas.

Dari pelataran puncak, 17 m lagi ke atas, terdapat lidah api, terbuat dari perunggu seberat 14,5 ton dan berdiameter 6 m, terdiri dari 77 bagian yang disatukan.

Pelataran puncak tugu berupa "Api Nan Tak Kunjung Padam" yang berarti melambangkan Bangsa Indonesia agar dalam berjuang tidak pernah surut sepanjang masa. Tinggi pelataran cawan dari dasar 17 m dan ruang museum sejarah 8 m. Luas pelataran yang berbentuk bujur sangkar, berukuran 45x45 m, merupakan pelestarian angka keramat Proklamasi Kemerdekaan RI (17-8-1945).

Pengunjung kawasan Monas, yang akan menaiki pelataran tugu puncak Monas atau museum, dapat melalui pintu masuk di seputar plaza taman Medan Merdeka, di bagian utara Taman Monas. Di dekatnya terdapat kolam air mancur dan patung Pangeran Diponegoro yang sedang menunggang kuda, terbuat dari perunggu seberat 8 ton.

Patung itu dibuat oleh pemahat Italia, Prof. Coberlato sebagai sumbangan oleh Konsulat Jendral Honores, Dr Mario di Indonesia. Melalui terowongan yang berada 3 m di bawah taman dan jalan silang Monas inilah, pintu masuk pengunjung ke tugu puncak Monas yang berpagar "Bambu Kuning".

Landasan dasar Monas setinggi 3 m, di bawahnya terdapat ruang museum sejarah perjuangan nasional dengan ukuran luas 80x80 m, dapat menampung pengunjung sekitar 500 orang.

Pada keempat sisi ruangan terdapat 12 jendela peragaan yang mengabdikan peristiwa sejak zaman kehidupan nenek moyang bangsa Indonesia. Keseluruhan dinding, tiang dan lantai berlapis marmer. Selain itu, ruang kemerdekaan berbentuk amphitheater yang terletak di dalam cawan tugu Monas, menggambarkan atribut peta kepulauan Negara Kesatuan Republik Indonesia, Kemerdekaan RI, bendera merah putih dan lambang negara dan pintu gapura yang bertulis naskah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.

Di dalam bangunan Monumen Nasional ini juga terdapat museum dan aula untuk bermeditasi. Para pengunjung dapat naik hingga ke atas dengan menggunakan elevator. Dari atau Monumen Nasional dapat dilihat kota Jakarta dari puncak monumen. Monumen dan museum ini dibuka setiap hari, mulai pukul 09.00 - 16.00 WIB.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar